Pola Hidup Sehat untuk Tubuh dan Pikiran

Pola Hidup Sehat untuk Tubuh dan Pikiran

Saat kita membicarakan tentang gaya hidup sehat, yang sering muncul di benak adalah makanan bergizi, olahraga, dan tidur yang cukup. Tapi, tahukah kamu bahwa menjaga kesehatan mental juga sama pentingnya dengan kesehatan fisik? Salah satu contoh nyata yang sering kita alami, namun jarang disadari, adalah emotional eating atau makan karena emosi.

Apa itu Emotional Eating?

Emotional eating adalah kebiasaan makan yang dipicu oleh emosi, bukan rasa lapar fisik. Pernah nggak, kamu merasa stres, sedih, atau bosan, lalu tiba-tiba ingin makan cokelat, keripik, atau camilan manis lainnya? Nah, itulah contoh emotional eating.  Dalam situasi seperti ini, makanan sering menjadi pelarian yang membuat kita merasa lebih baik—setidaknya untuk sementara.

Meskipun sesekali hal ini tidak masalah, tetapi jika menjadi kebiasaan, emotional eating bisa mempengaruhi kesehatan, baik fisik maupun mental. Makan berlebihan, terutama makanan yang tinggi gula dan lemak, dapat menyebabkan masalah berat badan dan meningkatkan risiko penyakit seperti diabetes dan hipertensi. Dari sisi mental, emotional eating dapat memicu rasa bersalah, cemas, dan stres berkepanjangan.

Mengapa Emotional Eating Bisa Terjadi?

Penyebab emotional eating sangat beragam, namun beberapa faktor utamanya meliputi:

  • Stres: Ketika stres, tubuh memproduksi hormon kortisol yang dapat meningkatkan keinginan untuk makan makanan manis atau berlemak.

  • Kebosanan: Ketika kita merasa bosan atau tidak ada kegiatan yang berarti, makanan sering menjadi hiburan yang mudah diakses.

  • Perasaan Tidak Nyaman: Ketika kita mengalami emosi negatif seperti kesepian, marah, atau sedih, kita mungkin mencari pelarian dengan makanan.

Meskipun makan bisa memberi rasa nyaman sejenak, solusi jangka panjang untuk perasaan negatif tidak terletak di dalam kulkas.

Cara Mengatasi Emotional Eating dan Membangun Pola Makan Sehat

Jika kamu menyadari sering makan karena emosi, ada beberapa langkah yang bisa kamu lakukan untuk mengatasinya:

  1. Kenali Pemicu Emosionalmu
    Catat perasaan yang sering memicu keinginan untuk makan. Apakah itu stres, bosan, atau cemas? Dengan mengenali pemicu, kamu bisa lebih sadar terhadap kebiasaan makanmu.

  2. Cari Pengganti Aktivitas Lain
    Daripada makan saat merasa bosan atau stres, coba alihkan perhatian ke aktivitas lain yang lebih sehat, seperti berjalan-jalan, mendengarkan musik, meditasi, atau berbicara dengan teman.

  3. Latih Mindful Eating
    Mindful eating adalah praktik makan dengan penuh kesadaran—menikmati setiap suapan, mengenali rasa lapar dan kenyang, serta menghindari distraksi saat makan. Dengan cara ini, kamu lebih bisa mengontrol apa yang masuk ke dalam tubuhmu.

  4. Perhatikan Kesehatan Mental
    Jangan ragu untuk berbicara dengan profesional kesehatan jika kamu merasa kesulitan mengatasi emotional eating. Terkadang, makan karena emosi bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan mental yang lebih mendalam, seperti kecemasan atau depresi.

Keseimbangan antara Kesehatan Fisik dan Mental

Kesehatan fisik dan mental selalu berjalan beriringan. Hal ini seperti yang di jelaskan dalam blog eating reorder tentang pola makan yang sehat tidak hanya berdampak positif pada tubuh, tetapi juga pikiran. Sebaliknya, menjaga kesehatan mental, seperti mengelola stres dan emosi dengan baik, juga bisa membuat kita lebih mampu mengatur pola makan dengan bijak.

Dengan membangun kebiasaan makan yang sehat dan sadar, kita bisa meraih hidup yang lebih seimbang dan bahagia. Mari kita jaga tubuh dan pikiran kita sebaik mungkin, karena keduanya adalah aset berharga untuk menjalani kehidupan yang penuh makna.

Share